Potongan Kebahagiaan

Rumus Kebahagiaan ada 6S

TULISAN

Taqim

7/28/20244 min baca

Menukil buku Filsafat Kebahagiaan Fahruddin Faiz, Rumus Kebahagiaan Ki Ageng Suryomentaram ada 6S:

  1. Sakbutuhe (Sekadar kebutuhan)

    Hari ini kamu butuh mobil minibus untuk membawa keluargamu berliburan. Kamu butuh kendaraan yang bisa mengangkut 6 orang dan beberapa barang bawaan. Kamu bisa saja membawa mobil seperti avanza, xenia, dan sejenisnya yang memiliki kapasitas tersebut. Kamu bisa rental mobil yang sesuai. di tempat rental kamu mendapati ada honda civic yang sangat cantik. Kamu berpikir jika membawa mobil ini, sepanjang jalan orang akan terkesima tersanjung melihat mobil bawaan itu. Tapi mobil itu tidak muat untuk membawa kebutuhanmu, kamu mesti berpikir rasional apakah tujuanmu berlibur ini untuk membuat orang lain tersanjung atas cantiknya kendaraan yang dibawa? atau berlibur untuk membahagiakan keluarga? Untuk hari ini kamu pakai yang sesuai kebutuhan kamu saja dulu. Mungkin di lain hari kamu butuh Honda Civic tersebut misalkan karena kamu ingin memastikan target rekan bisnismu mau join karena keuntungan yang menjanjikan dilihat dari kendaraan yang kamu bawa. Tapi ingat, mesti jujur ya kalau kamu mampu merentalnya dulu untuk hari ini. Kamu rental sesuai kebutuhan saja, karena jika membelinya walaupun mampu, di lain waktu kamu belum tentu butuh mobil itu untuk membahagiakan keluargamu. Sesuaikan dengan kebutuhanmu pada waktu dan kondisimu.

  2. Sakperlune (Sekadar keperluan)

    Kalau keseharianmu sekiranya tidak memerlukan mobil, bisa pakai motor untuk transportasi dari rumah ke tempat kerja tidak sampai 1KM, waktu libur hanya sabtu dan ahad tapi kamu pakai untuk waktu bersama keluarga di rumah. Jika perlu mobil untuk pergi berliburan juga tidak mungkin setiap minggu kamu liburan, bakal cepat habis gajimu untuk liburan setiap minggu. Kalau hanya dipakai sebulan sekali saja, artinya kamu pakai mobil hanya 12 kali selama setahun. kamu perlu bayar pajaknya, kamu perlu rutin servis, dan pengeluaran-pengeluaran lainnya yang ternyata tidak sebanding rasionya dengan penggunaanmu. Maka jangan dulu beli mobil karena saat itu belum butuh mobil. Masih belum perlu membeli dan memiliki mobil apalagi membelinya cicil, akan banyak pengeluaranmu setiap bulan. Kamu bisa rental kok jika kebutuhan mobilmu musiman atau tidak rutin. Lain cerita jika kamu bekerja sebagai Driver Grab, gojek atau lainnya, kamu mesti memiliki mobil untuk bisa bekerja. Itu artinya saat itu kamu memerlukan mobilnya. Sekadar keperluanmu saja dan yang tahu itu kamu sendiri.

  3. Sakcukupe (Sekadar kecukupan)

    Jika porsi makanmu butuhnya hanya 1 piring saja, jangan kamu makan 2 piring karena nafsu matamu. Nafsu mata artinya nampak makanan ini enak pengen dimakan, ini juga enak pengen dimakan, dan semua mau dimakan dalam 1 waktu. Biasanya terjadi ketika berpuasa menjelang buka pengennya buka puasa makan apa yaa.. makanlah sesuai kebutuhan perutmu. Sesuaikan takarannya jangan sampai berlebihan, dan juga jangan sampai kekurangan karena bila kurang perutmu kamu akan merasa lemas dan cepat lapar. Maka ambillah secukupnya saja sesuai kebutuhan perutmu.

  4. Sakbenere (Sekadar kebenaran)

    Hal yang benar mesti kamu ketahui, dan pengetahuan kebenaran itu mesti dipelajari karena kebenaran dan ilmu adalah satu kesatuan. Menuntut ilmu saja adalah hal yang benar, kamu mencari ilmu dan tengah menambah pengetahuan kebenaran, maka kamu mesti mempraktikkan ilmu kamu tadi. Sekiranya ada hal yang melenceng dari syariat, kamu mesti meluruskannya. Mengingatkan hal yang benar serta memberi contoh prilaku yang benar. Jika kamu melakukan hal yang benar, hati nuranimu tidak akan memberontak, maka akan tenang hidupmu karena meninggalkan perkara yang buruk dan menegakkan kebenaran.

  5. Sakmesthine (Sekadar kepantasan/keharusan)

    Jika kau seorang pelajar, mahasiswa atau santri yang senantiasa menuntut ilmu, kamu mestinya bisa bersikap dan berprilaku selayaknya seorang terpelajar. Pantaskan potongan pakaianmu, ucapanmu, pandanganmu, dan sikapmu. Bukan berarti ketika kamu tidak sedang menuntut ilmu kamu tidak mesti menggunakan mode terpelajar sebagaimana yang tadi kita bahas, kamu kembali lagi berpikir pantas tidak kiranya kamu menggunakan mode jahat sedangkan kamu pernah menjadi orang terpelajar dan baik. Kita mesti mengupgrade diri kita menjadi lebih baik, maka tahap-tahap kepantasan yang pernah kamu duduki harus ditingkatkan lagi.

  6. Sakpenake (Sekadar kenyamanan/kenikmatan)

    Jika kamu nyaman tinggal di desa maka tinggallah di desa. Jika kamu nyaman tinggal di kota, maka tinggallah di kota. Jika kamu dari desa merantau ke kota untuk mencari kerja, kamu mesti bisa mencari kenyamanannmu dimana kamu tinggal. Jangan sampai kamu tinggal di kota tapi mengeluh karena merasa nyaman di desa. Kamu punya pilihan menetap tinggal di desa tapi tidak mencari kerja di kota, atau kamu mencari kerja di kota tapi kamu mencoba mencari kenyamanan dimana kamu tinggal. Pasti ada rasa kenyamanan walaupun sedikit dimana pun kamu berada. Hal-hal yang membuatmu tidak nyaman di kota bisa kamu alihkan ke hal-hal yang positif.

    Misal kamu tidak nyaman tinggal di kota karena kebisingannya, kamu coba biasakan kebisingan tersebut dan mencoba mencari kegiatan lain seperti berjalan kami memandangi sekitar jalan sambil merenungkan ternyata yang mencari kerja di kota bukan kamu saja, kamu diperrlihatkan pemandangan keluarga kecil di sore hari di atas becak barang. Dikendarai seorang ayah, kemudian istri dan anaknya di bak becak. Seorang anak kecil tersenyuk tertawa mengarah ibunya sambil bermain. Wajah lesu itu ditutupi kebahagiaan kecil di atas jalan raya yang berdebu dan berasap. Ternyata keluarga kecil tersebut baru saja pulang menjual butut hasil kutipan hari ini yang cukup untuk makan malam ini hinggal esok pagi. Apakah mereka nyaman dengan kondisi mereka? kita tidak pernah tahu. Tidak bisa dijustifikasi dari kendaraannya, pakaiannya, tampangnya atau kondisi apapun bahwa dia miskin dan susah artinya tidak nyaman. atau apakah dengan tertawa dan tersenyum lebar di atas bejak di tengah kemacetan mereka menikmati hidup dan berbahagia kemudian artinya mereka nyaman.

    Kenyamanan itu diolah oleh hati dan pikiran. kalau kamu menganggap dengan bisa makan hari ini, bisa tidur nyenyak hari ini, sudah melaksankan solat wajib, tidak lupa berzikir tapi tabungan kamu masih pas-pasan dan dengan kondisi tersebut kamu merasa nikmat dan nyaman, maka itulah kenyamananmu. Tanpa perlu kamu bandingkan dirimu dengan orang lain. Pencapaian, kekayaan, karir, jabatan dan lainnya yang dimiliki orang lain belum tentu membuatmu nyaman ketika kamu berada di posisi tersebut. Kamu sendiri yang mampu menciptakan kenyamananmu, maka buatkan kenyamanan tersebut. Kenyamanan biasanya hadir ketika hati benar-benar bersih. Hati yang bersih menggambarkan kebahagiaan. maka lakukan keenam hal yang bisa membuatmu bahagia dari Ki Ageng Suryo Mentaram.

Referensi:
Faiz, F. (2024). Filsafat Kebahagiaan: dari Plato, via Al-Farabi dan Al-Ghazali, sampai Ki Ageng Suryomentaram. PT Mizan Pustaka.